Be
My Eyes, Menjadi Mata Bagi Mereka Yang Membutuhkan
Bicara
soal teknologi di masa serba canggih ini seakan tak ada habisnya. Teknologi
mulai melebarkan sayapnya. Inovasi kian bermunculan. Adanya teknologi
diharapkan dapat membantu kebutuhan masyarakat yang kian beragam.
Kita
dapat mengambil contoh smartphone.
Gadget yang satu ini menjadi bukti bahwa secara sadar maupun tidak, kita
membutuhkan teknologi untuk melakukan berbagai keperluan dengan lebih mudah. Aplikasi
merupakan teknologi penunjang yang kini semakin bervariasi. Salah satu terobosan
baru yang menjadi trend dalam
aktivitas kerelawanan adalah Aplikasi Be My Eyes.
Apa
itu Be My Eyes?
Hans Jorgen Wiberg, Penemu Be My Eyes |
Be My Eyes adalah aplikasi yang digagas oleh Hans Jorgen
Wiberg dari Denmark. Awalnya, aplikasi ini hanya dapat diunduh melalui Apple
Playstore di Iphone, namun kini sudah tersedia dalam Android. Be My Eyes akan
menjadi jembatan antara tunanetra yang membutuhkan bantuan dengan relawan yang
bersedia membantu. Mereka akan terhubung melalui video call yang tersedia dalam fitur aplikasi tersebut.
Be My Eyes termasuk non-profit
organization karena tujuan dibentuknya aplikasi ini adalah menjadi wadah
bagi mereka yang ingin melakukan kebaikan untuk orang lain. Oleh karena itu,
bukanlah keuntungan komersial yang diinginkan.
Saat ini sudah terdapat lebih dari 120.000 relawan yang
bersedia membantu sekitar 11.000 penyandang tunanetra. Target dari aplikasi ini
adalah menghubungkan tunanetra dengan relawan di seluruh dunia. Terbukti, kini
Be My Eyes telah digunakan di berbagai negara dalam 80 bahasa yang berbeda.
Bagaimana
Prinsip Kerjanya?
Pilihan Tunanetra atau Relawan |
Pertama, seorang
tunanetra harus membuka aplikasi Be My Eyes terlebih dahulu. Kemudian, ia
menekan pilihan “ I am Blind”. Setelah itu, ia mengetuk layar ponselnya dua
kali dengan jarinya agar terhubung dengan relawan yang bersedia membantu. Tunanetra
dan relawan akan saling terhubung melalui video call. Tunanetra memosisikan
kamera ke lingkungan sekitar sehingga relawan dapat menjelaskan apa yang
terjadi. Tunanetra dapat mendengarkan penjelasan melalui audio.
Dengan aplikasi ini, Tunanetra dapat menjadi lebih
percaya diri dalam melakukan berbagai kegiatan sehari – hari. Kecemasan dan
kekhawatirannya mengenai sesuatu yang tak dapat ia lihat dapat berkurang.
Bagaimana
Cara Menjadi Relawan?
Poin Yang Diperoleh Relawan |
Untuk menjadi relawan, hal yang harus ia lakukan adalah menekan
pilihan “Iam Sighted”. Noifikasi akan muncul jika ada seorang tunanetra yang
membutuhkan bantuan. Relawan yang memberi bantuan akan mendapatkan poin yang
tertera pada profil pengguna.
Jika relawan tidak bisa
membantu pada saat itu, relawan lain akan mendapat notifikasi sehingga tidak
meninggalkan tunanetra yang membutuhkan bantuan seorang diri.
Tugas
dari relawan adalah menjadi mata bagi tunanetra. Relawan dapat membantu dengan
hal – hal sederhana, seperti : mencarikan barang yang sulit diraba oleh
tunanetra; menunjukkan rintangan yang ada di jalan; memilih ketika berbelanja;
membacakan resep masakan; juga membacakan tanggal kadaluarsa suatu produk.
“Dari
pada bermain games, kita dapat
melakukan kegiatan kerelawanan. Kita dapat melakukan hal yang lebih baik saat
kita memiliki waktu luang,” ungkap Wiberg dalam pidatonya. Hal tersebut benar
adanya. Dengan aplikasi ini, siapapun dapat melakukan kebaikan sederhana yang
bermakna bagi mereka yang membutuhkan.
Apa
kelemahannya?
Kelemahan
dari aplikasi ini adalah tidak bisa menunjukkan keadaan secara mendetail karena
menggunakan sistem video. Selain itu aplikasi ini memiliki respon yang sedikit
lambat. Hal ini dikarenakan bergantung pada respon manusia. Sehingga tidak
dapat bereaksi secepat aplikasi yang menggunakan sistem mesin.
Apa
yang membuat aplikasi ini berbeda dengan video call lainnya?
Tunanetra Yang Menggunakan Be My Eyes |
Oleh
karena itu, dibuatlah Be My Eyes sehingga memudahkan tunanetra mendapat
bantuan. Selain itu, aplikasi ini juga membuat kita dapat bersosialisasi dengan
orang – orang dari berbagai negara.
Sudah
Siap Untuk Berbuat Kebaikan?
Kita
dikaruniai kedua mata yang dapat melihat dunia. Namun, kita menggunakannya
untuk menatap layar ponsel terus menerus hanya untuk bermain games atau
berselancar di sosial media. Kita terlupa, bahwa di luar sana, bahkan untuk
melihat di mana persimpangan jalan saja tidak bisa. Sudahkah hati kita
teregerak? Memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak. Menggunakannya untuk
menebar kebaikan.
Daftar Pustaka
https://indonesiana.tempo.co/read/120144/2017/12/11/cheta.nilawaty.1/be-my-eyes-aplikasi-yang-bantu-tunanetra-mandiri
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150116015911-185-25048/be-my-eyes-aplikasi-penghubung-tunanetra-dan-relawan
0 comments:
Post a Comment